Akui LPR dan DPR, Ukraina Langsung Putus Hubungan Diplomatik Dengan Korea Utara

Akui LPR dan DPR, Ukraina Langsung Putus Hubungan Diplomatik Dengan Korea Utara

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, KYIV – Ukraina telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Korea Utara atas pengakuan Pyongyang terhadap dua wilayah separatis yang dikuasai Rusia.

Keputusan Kyiv untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Korea Utara pada hari Rabu (13/7) tak lama setelah Pyongyang mengakui kemerdekaan dua republik yang memproklamirkan diri di Ukraina timur.

“Kami menganggap keputusan ini sebagai upaya Pyongyang untuk merusak kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina,” kata kementerian luar negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Wanita Ukraina Jadi Korban Perang, Ditawarkan di Iklan Kencan, Inggris Sampai Melarang

Dilansir dari Aljazeera, Kamis (14/7/2022) Korea Utara secara resmi mengakui Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) di wilayah Donbas Ukraina sebagai bagian dari wilayah Rusia.

Kantor Berita Korea Utara (KCNA) mengatakan bahwa menteri luar negeri Choe Son-hui telah mengirim surat kepada rekan-rekannya di Donetsk dan Luhansk atas pengakuan kedaulatan dua wilayah tersebut.

Choe menyatakan keinginannya untuk mengembangkan hubungan antara Korea Utara dan kedua negara tersebut dalam gagasan kemerdekaan, perdamaian dan persahabatan.

Sebelumnya, Kedutaan Besar Republik Rakyat Donetsk di Moskow memposting foto di saluran Telegramnya, di mana duta besar Korea Utara untuk Moskow, Sin Hong-chol, menyerahkan sertifikat pengakuan kepada utusan Republik Rakyat Donetsk, Olga Makeyeva.

Dalam sebuah posting di saluran Telegram-nya, pemimpin Republik Rakyat Donetsk, Denis Pushilin berharap untuk dapat meningkatkan kerja sama yang bermanfaat dan meningkatkan perdagangan dengan Korea Utara.

Baca juga: Ukraina Memutus Hubungan dengan Korea Utara, Terkait Pengakuan Pyongyang atas Wilayah Separatis

Rusia yang telah mendukung Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk sebagai wilayah separatis sejak tahun 2014, mengakui kemerdekaan mereka pada awal invasinya ke Ukraina (24 Februari 2022).

Di sisi lain, Korea Utara telah menyatakan dukungan pencaplokan Krimea oleh Rusia pada tahun 2014. Selain itu, Korea Utara juga mempertegas hubungan dekatnya dengan Rusia dan menyalahkan krisis Ukraina pada “kebijakan hegemonik” AS dan negara-negara barat lainnya.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!