jurnal-rakyat.com – Jakarta, CNBC Indonesia – Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) kompak naik pada perdagangan Selasa (27/9/2022), di mana bursa saham berusaha untuk pulih dari level terendahnya sejak dua tahun.
Kontrak futures indeks Dow Jones naik 157 poin atau 0,5%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq yang menguat masing-masing 0,8% dan 1%.
Pergerakan tersebut terjadi setelah bursa saham AS mengalami penurunan selama lima hari beruntun, di mana indeks S&P 500 berakhir pada level terendah sejak 2020 pada Senin (27/9). Serupa, indeks Dow Jones ambles lebih dari 300 poin dan masuk ke bear market setelah terkoreksi lebih dari 20% dari rekor tertingginya.
Indikator teknis menunjukkan bahwa aksi jual telah membuat sejarah. Menurut Bespoke Investment Group bahwa garis penurunan pada10 hari untuk indeks S&P 500 telah mencapai rekor terendah yang berarti luas pasar berada pada level terburuk dalam setidaknya 32 tahun.
Aksi jual baru-baru ini tampaknya menjadi katalis, termasuk bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang agresif untuk menaikkan suku bunga. Akhirnya mengguncang pasar mata uang. Pada Senin (26/9), nilai tukar poundsterling merosot ke rekor terendah terhadap dolar AS, membuat investor cemas.
“Biasanya, investor AS tidak akan terlalu peduli dengan hal seperti itu. Menurut saya bahwa sekarang ada ketakutan yang mencengkeram investor lebih banyak daripada sebelumnya, dan pada akhirnya akan mengarah pada momen kapitulasi, di mana kita benar-benar berada di bawah,” tutur Analis AlphaTrAI Max Gokhman dikutip CNBC International.
Hari ini, investor akan disuguhkan dengan rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) AS per September 2022, data pesanan barang tahan lama, dan harga rumah AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
