Penduduk Turki dan Suriah Mengeluhkan Operasi Penyelamatan yang Dinilai Lamban

jurnal-rakyat.com – Presiden Recep Tayyip Erdogan mengaku bahwa negaranya masih memiliki kekurangan dalam menghadapi peristiwa gempa bumi hebat yang menewaskan lebih dari 15.000 orang di Turki dan Suriah .

Erdogan yang mengikuti pemilihan pada bulan Mei mendatang itu mengatakan bahwa operasi penyelamatan sudah berjalan dengan normal, dia juga berjanji tidak ada yang akan kehilangan tempat tinggal.

“Tentu saja, ada kekurangannya. Kondisinya jelas untuk dilihat. Tidak mungkin siap menghadapi bencana seperti ini,” kata Erdogan, dilansir Pikiran-Rakyat.com dari South China Morning Post.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Erdogan lantaran banyak pihak yang menilai bahwa pemerintah Turki gagal dalam menyediakan tim penyelamat dan bantuan kepada masyarakat yang terdampak gempa bumi itu.

Bahkan, di Turki selatan masih banyak orang yang mengalami kendala untuk mencari tempat tinggal sementara dan makanan karena cuaca dingin yang sedang menyelimuti daerah tersebut.

Akibat dari gempa bumi berkekuatan 7,8 magnitudo yang mengguncang Turki dan Suriah , banyak korban meninggal dunia dan terluka, serta beberapa gedung bertingkat roboh sehingga masih banyak korban yang terjebak dalam reruntuhan bangunan.

Meskipun dalam operasi penyelamatan, tim masih menemukan korban yang terjebak dalam puing bangunan dalam keadaan hidup. Namun, banyak orang Turki mengeluhkan kurangnya peralatan, keahlian dan dukungan untuk menyelamatkan korban yang masih terperangkap.

“Di mana pemerintahnya? Kemana saja mereka selama dua hari? Kami memohon kepada mereka. Mari kita lakukan, kita bisa mengeluarkannya,” kata seorang warga, Sabiha Alinak yang berada di sebuah reruntuhan bangunan di Kota Malatya.

Rupanya keluhan tersebut tidak hanya dirasakan oleh negara Turki , tetapi juga negara tetangganya yang juga merasakan dampak dari guncangan gempa tersebut, yakni Suriah .

Duta Besar Suriah untuk PBB mengakui pemerintah memiliki keterbatasan dalam menyediakan tim ahli dan peralatan guna menunjang operasi penyelamatan pascagempa bumi yang terjadi Senin, 6 Februari 2023.

Banyak negara yang turun tangan untuk membantu dua negara tersebut, termasuk Amerika Serikat dan China yang berjanji akan mengerahkan tim pencari serta memasok bantuan lain setibanya di lokasi.***

error: Content is protected !!