Harga CPO Santai, Tapi 13 Saham Sawit RI Malah Bergairah

Harga CPO Santai, Tapi 13 Saham Sawit RI Malah Bergairah

jurnal-rakyat.comJakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas saham emiten minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) terpantau menghijau pada perdagangan sesi I Kamis (9/2/2023), meski harga CPO acuan terpantau melandai pada hari ini.

Hingga pukul 11:30 WIB, beberapa saham CPO sudah melesat hingga lebih dari 2% dan 3%. Namun, ada juga yang terkoreksi pada sesi I hari ini.

Berikut pergerakan saham emiten minyak sawit pada perdagangan sesi I hari ini.

Sumber: RTI

Saham emiten sawit PT Gozco Plantation Tbk (GZCO) memimpin penguatan pada perdagangan sesi I hari ini, yakni melonjak 3,81% ke posisi harga Rp 109/saham.

Selanjutnya di posisi kedua, terdapat saham emiten sawit PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT), yang melesat 2,3% menjadi Rp 2.000/saham.

Tak hanya itu saja, emiten sawit milik Keluarga Haji Isam juga terpantau cerah pada sesi I hari ini, yakni saham PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) dan PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN), di mana keduanya melesat masing-masing 2,14% dan 1,54%.

Namun, beberapa emiten sawit terpantau terkoreksi, seperti dua saham sawit milik Grup Salim yakni PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), di mana keduanya terkoreksi 0,48% dan 0,94%.

Selain emiten sawit Grup Salim, saham emiten sawit Grup Maktour yakni PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) juga terpantau terkoreksi lebih dari 1%, yakni ambles 1,22% menjadi Rp 162/saham pada sesi I hari ini.

Bergairahnya mayoritas saham CPO terjadi di tengah melandainya harga CPO acuan pada hari ini, meski pertemuan penting Indonesia dan Malaysia membahas langkah-langkah menghadapi Uni Eropa terhadap komoditas CPO masih tengah dibahas.

Pada hari ini, Harga CPO di Bursa Malaysia Exchange untuk kontrak April 2023 merosot 0,9% menjadi RM 3.961 per ton.

Pelemahan tersebut mengakhiri tren positif CPO yang harganya naik selama tiga hari beruntun. Pada Rabu kemarin, harga CPO melonjak 1,47% di posisi RM 3.997 per ton.

Harga CPO bergerak sangat volatil sejak Uni Eropa menyetujui undang-undang untuk menghentikan penjualan produk-produk yang menyebabkan kerusakan hutan. Di antaranya adalah kayu, karet, kulit, kakao, kopi, dan termasuk minyak sawit.

Aturan baru Uni Eropa ini dikhawatirkan akan menghambat perdagangan komoditas dengan Eropa.

Malaysia dan Indonesia pun tak tinggal diam sebagai dua negara pemasok minyak sawit terbesar di dunia untuk memimpin kritik internasional terhadap kebijakan tersebut.

“Jika kami tidak diperlakukan dengan adil, saya pikir harus ada tindakan balasan dari kami” ujar Menteri Perladangan dan Komoditas Malaysia Dato’ Sri Haji Fadillah bin Yusof, dikutip dari The Star.

Dia juga menambahkan bahwa keputusan yang dikeluarkan Uni Eropa merupakan keputusan sepihak.

“Bersama Indonesia kami ingin menyadarkan Uni Eropa bahwa tindakannya adalah keputusan sepihak” imbuhnya.

Menyikapi hal itu, hari ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akan menggelar pertemuan dengan Deputi Perdana Menteri dan Menteri Perladangan dan Komoditas Malaysia Dato’ Sri Haji Fadillah bin Yusof .

Pertemuan kedua pejabat diharapkan menghasilkan kesepakatan Indonesia dan Malaysia untuk melawan diskriminasi minyak sawit Uni Eropa.

Di lain sisi, menurut data terakhir per 5 Februari 2023, menunjukkan impor CPO Uni Eropa hanya mencapai 2,02 juta ton. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,28 juta ton.

Tak hanya itu, melansir data Refinitiv, ekspor CPO Malasyia Januari 2023 mengalami penurunan 27% menjadi 1,13 juta ton dari 1,55 juta ton yang kirim selama Desember 2023.

Masih lemahnya permintaan inilah yang membuat harga CPO terus turun di tengah konflik dagang produsen sawit dan Uni Eropa yang tak kunjung usai.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

error: Content is protected !!