Dolar AS Cenderung Melandai – Medcom.id

Dolar AS Cenderung Melandai – Medcom.id

Dolar AS Cenderung Melandai – Medcom.id

New York: Laju mata uang dolar AS cenderung datar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah  data menunjukkan ekonomi terbesar dunia itu menciptakan lebih banyak pekerjaan dari yang diperkirakan pada Juni.
Laporan tersebut memperkuat ekspektasi kenaikan 75 basis poin pada pertemuan kebijakan The Fed pada akhir bulan ini.
 
Data penggajian non-pertanian (NFP) AS meningkat 372.000 pekerjaan bulan lalu, departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Jumat, 8 Juli 2022. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 268.000 pekerjaan ditambahkan bulan lalu.
 

Di awal sesi, greenback mencapai level tertinggi baru dua dekade terhadap sekeranjang mata uang, dipimpin oleh kenaikan terhadap euro di tengah tanda-tanda ekonomi zona euro akan mengarah ke resesi. Dolar AS telah mencapai puncak 20 tahun berturut-turut minggu ini, naik dalam lima dari enam minggu terakhir. Pada perdagangan sore, indeks dolar terakhir datar di 106,96.
 
Dana Fed berjangka memperkirakan peluang lebih dari 90 persen untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin bulan ini, dengan sekitar 187 basis poin pengetatan kumulatif pada akhir tahun. Perkiraan ini naik dari 181 basis poin pada Kamis malam, 7 Juli 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Data AS yang solid, khususnya penggajian yang lebih kuat dari perkiraan hari ini, dan retorika hawkish yang terus berlanjut dari pejabat FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) memperkuat perbedaan yang berkembang antara prospek yang semakin suram di Eropa dan ekonomi AS yang lebih tangguh,” tulis ekonom pasar senior di Capital Economics Jonas Goltermann dikutip dari Antara, Sabtu, 9 Juli 2022.
 
Beberapa ekonom menunjukkan bahwa melihat lebih dalam laporan pekerjaan menunjukkan bahwa data itu tidak kuat. Kepala Ekonom Global di The Economic Outlook Group Bernard Baumohl mengatakan dalam sebuah laporan, bahwa data tersebut mengungkapkan ekonomi yang sudah bertransisi menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
 
Dia melihat tanda-tanda baru bahwa pengusaha berubah lebih berhati-hati pada Juni, mempekerjakan 30 persen lebih sedikit pekerja di kuartal kedua daripada di tiga bulan pertama tahun ini dan turun lebih dari 10 persen dari kuartal musim semi yang sama tahun lalu.
 
“Dan jika Anda melihat total pergerakan tiga bulan dalam penggajian, periode yang berakhir pada Juni adalah yang paling lambat sejak Februari 2021. Akankah The Fed memperhatikan?” jelas dia.
 
Para ekonom memperkirakan bahwa indeks harga konsumen tahun-ke-tahun akan mencapai tertinggi baru 40 tahun di 8,8 persen pada Juni, menurut jajak pendapat Reuters. Namun, indeks inti bulanan terlihat turun menjadi 5,8 persen dari 6,0 persen pada Mei.
 
Euro juga berada di radar investor. Mata uang tunggal itu turun sekitar 3,0 persen terhadap dolar AS minggu ini karena investor khawatir tentang dampak ekonomi dari krisis energi yang disebabkan oleh ketidakpastian pasokan gas dari Rusia. Euro terakhir naik 0,1 persen pada USD 1,0176. Terhadap yen, dolar AS naik 0,1 persen menjadi 136,07 yen.
 
Permintaan safe-haven secara singkat mengangkat yen pada Jumat, 8 Juli 2022, setelah mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditembak saat berkampanye untuk pemilihan parlemen. Abe, pemimpin terlama di Jepang, meninggal pada Jumat malam, 8 Juli 2022.
 

(SAW)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!