Bos MRT Buka Suara soal Rencana Caplok KCI, Singgung PSO

Bos MRT Buka Suara soal Rencana Caplok KCI, Singgung PSO

jurnal-rakyat.com – Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat buka suara terkait pembelian sebagian saham PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). Menurut Tuhiyat hingga saat ini belum terlaksana lantaran masih menunggu keputusan terkait Passenger Service Obligation (PSO).

Latar belakang pembelian sebagian saham PT KCI berawal dari rapat terbatas (Ratas) oleh Presiden Joko Widodo pada 8 Januari 2019 silam. Dalam Ratas tersebut diamanatkan untuk adanya integrasi transportasi publik wilayah Jabodetabek dalam 1 otoritas atau institusi seperti di London atau Singapura.

Maka dari itu, pembelian sebagian saham tersebut, terutama di wilayah DKI Jakarta itu diharapkan dilakukan oleh 1 institusi. Namun, hingga kini masih menunggu keputusan siapa yang akan menanggung PSO.

“Karena KCI itu ada nilai ekonomi sehingga kita lakukan pada saat itu kajian dengan consultant dan nilai itu yang hampir disepakati karena sudah ada CSPA (conditional sale and purchase agreements). Conditional SPAnya sudah ada, kemudian tinggal tanda tangan. Kenapa ini belum terjadi? Karena terkait dengan beban PSO,” tuturnya dalam Forum Jurnalis di Jakarta Pusat, Rabu (25/1/2023).

“PSOnya kalau dibeli sebagian besar oleh Pemprov DKI, yang nanggung siapa sih? Masih pusatkah? Ini yang mau kita selesaikan, sehingga belum terlaksana,” lanjut Tuhiyat.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ada peluang melakukan konsolidasi antara PT MRT Jakarta (Perseroda), PT LRT Jakarta, dan PT KCI. Pihaknya sangat terbuka dengan potensi itu.

“Makanya salah satu pertemuan dengan pak Heru, bisa nggak kita konsolidasi beberapa aset antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Contohnya ketika kita bicara transportasi yang ada antara MRT, LRT, Commuter Line, itu kan bisa disinergikan,” kata Erick usai acara HUT Kalla Group di Hotel Kempinski, Jumat (28/10/2022) lalu.

Terkait rencana akuisisi PT KCI oleh Pemprov DKI Jakarta, ia enggan komentar banyak. Menurutnya belum ada diskusi lanjutan sehingga belum ada bisa yang dibicarakan.

“Belum diskusi, jadi saya belum ngomong yang belum diskusi,” ungkapnya.

Menurutnya rencana akuisisi itu harus dihitung secara matang. Pasalnya ada potensi langkah tersebut akan mempengaruhi harga tiket.

“Kan semuanya harus dihitung, harus digabungkan. Sekarang kembali, begitu digabungkan nanti tarif keretanya naik, mau nggak?,” ujar Erick.

error: Content is protected !!