Bantuan AS untuk Korban Gempa Suriah tapi Ada Syaratnya

Bantuan AS untuk Korban Gempa Suriah tapi Ada Syaratnya

jurnal-rakyat.com – Amerika Serikat (AS) menyatakan siap mengirim bantuan untuk korban gempa dahsyat di Suriah. Namun, ada syaratnya.

Dilansir AFP, Rabu (8/2/2023), Pemerintah AS menyatakan bekerja sama dengan mitra-mitranya untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi korban gempa bermagnitudo 7,8 di Suriah. Namun, Washington menegaskan tidak akan bekerja sama dengan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Otoritas AS mengatakan akan mengirimkan bantuan lebih lanjut ke Turki setelah mengirimkan dua tim penyelamat ke negara sekutu NATO itu. Korban gempa di Suriah tersebar di wilayah yang dikuasai pemberontak dan dikuasai pemerintah.

“Di Suriah, kami memiliki mitra-mitra kemanusiaan yang didanai AS yang mengoordinasikan bantuan penyelamatan nyawa,” tutur Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken kepada wartawan saat bertemu Menlu Austria pekan ini.

“Kami berkomitmen untuk memberikan bantuan untuk membantu orang-orang di Suriah pulih dari bencana ini, sama seperti kami telah menjadi donatur kemanusiaan utama mereka sejak awal perang di Suriah sendiri,” sebutnya.

“Saya ingin menekankan bahwa dana ini, tentu saja, untuk rakyat Suriah — bukan rezim pemerintah. Itu tidak akan berubah,” tegas Blinken.

Hingga kini, AS menolak menormalisasi hubungan dengan pemerintahan Assad atau bantuan rekonstruksi langsung apapun, dan menuntut pertanggungjawaban atas berbagai praktik pelanggaran yang dituduhkan AS terjadi selama 12 tahun perang sipil Suriah. Assad sendiri berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah Suriah yang sebelumnya dikuasai pemberontak dan dalam setahun terakhir, memulihkan hubungan dengan beberapa negara Arab juga Turki.

Stephen Allen yang memimpin tim cepat tanggap di lapangan untuk Badan Pembangunan Nasional AS, menyatakan sebagian besar kerusakan terjadi di area-area yang tidak dikuasai pasukan Assad dan USAID memiliki mitra-mitra lokal di sana.

Allen menyebut USAID mengalihkan bantuan yang ditujukan untuk area-area terdampak perang di Suriah. Bantuan itu difokuskan pada upaya penyelamatan dan bantuan darurat lainnya yang dibutuhkan seperti tempat perlindungan dan pasokan makanan.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Korban jiwa akibat gempa M 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah saat ini telah bertambah menjadi lebih dari 11.200 orang. Angka terbaru pada Rabu (8/2) ini disampaikan seiring tim penyelamat terus berjuang untuk menyelamatkan para korban yang terjebak di bawah puing-puing bangunan, di tengah musim dingin yang ekstrem.

Dilansir kantor berita AFP, Rabu (8/2/2023), para pejabat dan petugas medis mengatakan bahwa sejauh ini sebanyak 8.574 orang tewas di Turki dan 2.662 orang tewas di Suriah akibat gempa dahsyat tersebut, sehingga totalnya menjadi 11.236 orang.

Pesiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya mengatakan sebanyak 13 juta dari 85 juta penduduk negara itu terkena dampak gempa M 7,8. Dia telah mengumumkan keadaan darurat di 10 provinsi. Otoritas Turki mengatakan bahwa sekitar 380.000 orang mengungsi di tempat-tempat penampungan pemerintah atau hotel-hotel.

Ribuan bangunan roboh, rumah sakit dan sekolah hancur serta puluhan ribu orang terluka atau kehilangan tempat tinggal di beberapa kota Turki dan Suriah akibat gempa M 7,8. Gempa itu disebut paling mematikan di Turki sejak tahun 1999.

Cuaca musim dingin yang ekstrem juga menghambat upaya penyelamatan dan pengiriman bantuan. Kondisi ini membuat keadaan korban gempa semakin menyedihkan. Beberapa daerah bahkan sudah kehabisan bahan bakar dan warganya hidup tanpa listrik.

Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu memperingatkan bahwa 48 jam ke depan akan menjadi ‘momentum kritis’ dalam pencarian korban. Hal itu dikarenakan suhu hampir di atas titik beku.

Di Suriah, upaya bantuan juga terhambat oleh perang yang sedang berlangsung dan isolasi wilayah yang dikuasai pemberontak di sepanjang perbatasan, yang dikelilingi oleh pasukan pemerintah yang didukung Rusia. Suriah sendiri masih berada di bawah sanksi-sanksi Barat yang terkait dengan perang.

error: Content is protected !!