jurnal-rakyat.com – Rusia menuduh barat melakukan pemerasan dan ancaman.
Rusia juga mengeklaim mendapat dukungan China untuk posisinya pada pertemuan para menteri luar negeri G20 di India, yang didominasi pembahasan perang di Ukraina.
Acara bubar tanpa komunike bersama, hanya ringkasan pertemuan yang disiapkan oleh tuan rumah, India.
Dilansir dari Guardian, di sela-sela pertemuan, di Delhi, menteri luar negeri AS Antony Blinken , berbicara singkat dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, untuk memberitahunya bahwa AS tidak akan mundur dalam mendukung Ukraina.
Tidak ada pihak yang menggambarkan pertemuan 10 menit itu, yang jadi pertemuan langsung pertama antara kedua pria sejak Juni 2022, sebagai pembicaraan.
Blinken juga mendesak Moskwa untuk mempertimbangkan kembali keputusannya untuk menangguhkan partisipasi dalam Start Treaty dan membebaskan Paul Whelan, seorang Amerika yang dihukum di Rusia karena spionase.
Setelah pertemuan antara Lavrov dan delegasi China, kementerian luar negeri Rusia mengeluarkan pernyataan khusus.
“Penolakan dengan suara bulat diungkapkan atas upaya untuk mencampuri urusan dalam negeri negara lain, untuk memaksakan pendekatan sepihak melalui pemerasan dan ancaman, dan untuk menentang demokratisasi hubungan internasional,” ujarnya.
Rusia tampaknya mengeklaim bahwa Blinken menekan delegasi di G20 untuk mengutuk invasi ke Ukraina, atau mendukung sanksi terhadap China jika Beijing memutuskan untuk mempersenjatai Moskwa.
Blinken mengatakan pada pertemuan G20 bahwa dia terus meminta Rusia untuk mengakhiri perang agresinya dan menarik diri dari Ukraina demi perdamaian internasional dan stabilitas ekonomi.
Dia juga mendesak China untuk tidak memasok senjata ke Rusia:
“China tidak dapat secara terbuka menampilkan dirinya sebagai kekuatan perdamaian sementara, dengan satu atau lain cara, terus mengipasi api yang dinyalakan oleh Vladimir Putin,” ujarnya.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz, juga meminta China untuk tidak mengambil langkah seperti itu.
“Pesan saya ke Beijing jelas: gunakan pengaruh Anda di Moskwa untuk mendesak penarikan pasukan Rusia. Dan jangan berikan senjata apa pun kepada agresor, Rusia,” ujarnya pada parlemen Jerman.
China telah berulang kali membantah anggapan bahwa mungkin mereka mempersenjatai Rusia, tetapi pemerintah AS baru-baru ini mengatakan bahwa kerja sama antara China dan Rusia mungkin akan segera mencakup penyediaan senjata.
Upaya India untuk mengalihkan masalah Ukraina dari agenda sebagian besar gagal, karena politisi barat menggunakan kehadiran Lavrov di konferensi untuk menuntut Rusia segera mengakhiri perang selama setahun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.