Bursa Saham Asia Pasifik Menguat Setelah Dirilisnya Data Perdagangan China

Bursa Saham Asia Pasifik Menguat Setelah Dirilisnya Data Perdagangan China

Bursa Saham Asia Pasifik Menguat Setelah Dirilisnya Data Perdagangan China

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Bursa saham Asia-Pasifik kembali menguat di perdagangan hari ini, Rabu (13/7/2022), setelah China merilis data perdagangan, serta Bank Sentral Korea Selatan dan Bank Sentral Selandia Baru menaikkan suku bunga.

Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,54 persen menjadi 26.478,77, dan indeks Topix naik 0,29 persen menjadi 1.888,85.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,47 persen menjadi 2.328,61, dan indeks Kosdaq melonjak 1,65 persen menjadi 763,18.

Baca juga: Bursa Saham Eropa Melemah Menjelang Laporan Data Inflasi Amerika Serikat

Indeks Taiex Taiwan melonjak lebih dari 3 persen pada perdagangan pagi ini. Sementara indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,23 persen menjadi 6,621,6.

Bursa saham di China mengalami kenaikan hari ini. Indeks Shanghai Composite naik menjadi 3.284,29, dan indeks saham Shenzhen Component naik 0,56 persen menjadi 12.508,89.

Data perdagangan China yang dirilis hari ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 17,9 persen dalam ekspor berdenominasi dolar pada bulan Juni, lebih tinggi dari yang diperkirakan analis yaitu 12 persen. Sedangkan impor naik 1 persen, lebih rendah dari yang diprediksi analis yaitu 3,9 persen.

Sementara indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,41 persen.

Bank Sentral Korea Selatan telah menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin untuk pertama kalinya, membawa suku bunga menjadi 2,25 persen.

Sedangkan Bank Sentral Selandia Baru juga menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 2,5 persen.

Investor juga sedang menantikan laporan inflasi AS untuk bulan Juni yang akan dirilis hari ini. Laporan data inflasi AS yang dirilis hari ini, diprediksi dapat mendorong Federal Reserve AS (The Fed) menaikkan kembali suku bunga bulan ini.

Baca juga: Pilih Emas Atau Saham untuk Investasi? Ini Perbedaannya

“Pelemahan tajam harga minyak pada Juli menunjukkan bahwa Juni mungkin menandai puncaknya. Namun, ekspektasi kami adalah bahwa kekuatan yang mendasari inflasi inti dan suku bunga kebijakan riil yang masih sangat negatif berarti kenaikan suku bunga 50 basis poin masih akan sesuai setelah musim panas” kata seorang analis di ANZ Research.

Sedangkan di pasar bahan bakar, minyak berjangka mengalami kenaikan di perdagangan Asia. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,17 persen menjadi 96,96 dolar AS per barel, dan minyak mentah Brent naik 1,24 persen menjadi 100,72 dolar AS per barel.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!